Kamis, 17 September 2020

Pendidikan Karakter di Balik Pandemi Covid-19

 

Kegiatan monitoring dan Pendampingan siswa di masa covid-19 

Sudah lima bulan lebih wabah covid-19 melanda negeri kita tercinta. Semua sektor terkena ekses (dampak buruk) akibat mewabahnya covid-19 tersebut tak terkecuali sektor pendidikan. Semenjak wabah tersebut dinyatakan sebagai pandemi, praktis mulai saat itu pula kegiatan pembelajaran secara tatap muka tidak diperbolehkan. Sebagai alternatif, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menerapkan kebijakan pembelajaran secara daring (dalam jaringan).

Pembelajaran secara daring atau online dengan memanfaatkan teknologi yang ada ternyata banyak menemui kendala di lapangan. Pembelajaran daring dengan memanfaatkan aplikasi Zoom, Google Meet, FCC dan aplikasi sejenis, ternyata belum dapat diterapkan di sebagian besar sekolah karena terkendala dengan sarana dan prasarana yang diperlukan. Bahkan pembelajaran daring dengan memanfaatkan teknologi yang sudah sangat familier berupa HP Android melalui aplikasi Whatsapp (WA) dalam prakteknya juga menemui banyak kendala.

Realitas di lapangan, terutama yang berada di daerah pinggiran, kendala sinyal/jaringan merupakan problem yang umum dirasakan. Maka bukan hal yang aneh lagi jika hanya untuk mengirim tugas lewat WA saja seorang murid harus mencari sinyal kesana-kemari, itu pun baru bisa terkirim kalau paket datanya masih mencukupi.

Bagi murid yang nota bene sekolahnya di daerah perkotaan, pembelajaran daring tidak akan banyak menemui kendala. Lain halnya dengan murid yang berada di daerah pedesaan. Selain sarana teknologinya yang belum menjangkau semua murid, masalah sinyal/jaringan menjadi masalah klasik tersendiri. Dengan kenyataan dan kondisi seperti itu, maka sebagai seorang guru tentu akan mencari terobosan sebagai jalan keluar agar iklim akademik tetap dapat berjalan meskipun tanpa dukungan sarpras yang memadai.

Salah satu alternatif agar proses pembelajaran tetap berlangsung dan iklim akademik tetap berjalan, maka para guru khususnya yang berada di zona sulit sinyal menerapkan sistem pembelajaran secara luring (luar jaringan) dengan cara malakukan monitoring/pendampingan ke rumah siswa secara terjadwal dengan tetap menjaga protokol kesehatan secara ketat. Semoga wabah covid-19 cepat berlalu dan pembelajaran tatap muka dapat segera dilaksanakan.         

Senin, 17 Agustus 2020

Keluar dari Zona Nyaman, Kunci Sukses Pembelajaran Daring yang Efektif dan Menyenangkan


Tahun ajaran baru sudah mulai berjalan. Saat situasi dan kondisi masih dalam masa pandemi Covid-19, maka pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan secara daring. Sudah beberapa bulan terakhir ini, banyak negara di berbagai belahan dunia direpotkan dengan wabah penyakit yang disebabkan oleh virus bernama corona atau lebih akrab dikenal dengan istilah Covid-19 (Corona Virus Diseases-19). Virus yang awal mulanya berkembang di Wuhan Cina tersebut memiliki daya penularan yang sangat pesat dan menyebar ke berbagai negara di seluruh dunia. Sehingga oleh World Health Organization (WHO) wabah virus Covid-19 tersebut ditetapkan sebagai pandemi dunia. Banyak sekali korban yang terpapar virus tersebut dan akhirnya meninggal dunia, tak terkecuali di negeri kita tercinta Indonesia.

 

Pandemi Covid-19 berdampak luas di setiap  lini kehidupan manusia. Salah satu dampak yang kita rasakan adalah di bidang pendidikan. Sebelum Covid-19 mewabah, pembelajaran berlangsung melalui interaksi tatap muka antara guru dan murid di tempat dan dalam waktu yang sama. Sejak munculnya wabah pandemi semua berubah secara drastis. Pembelajaran tidak boleh lagi dilaksanakan secara tatap muka untuk mencegah meluasnya penyebaran virus Covid-19. Berdasarkan kebijakan dari pemerintah, mulai 16 Maret 2020 beberapa pemerintah daerah memutuskan untuk menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh dengan sistem daring (dalam jarigan) atau online.

 

Pembelajaran jarak jauh atau lebih dikenal dengan istilah daring (dalam jaringan) memang bukan hal yang baru, namun merupakan pengalaman baru bagi sebagian besar guru dan murid di negeri ini yang mayoritas peserta didiknya berasal dari keluarga golongan ekonomi menengah ke bawah. Sistem pembelajaran daring membutuhkan sarana dan prasarana teknologi berupa komputer/laptop, handphone/tablet, jaringan internet, pulsa/paket data yang semua itu tidak dimiliki oleh mayoritas siswa/orang tua di seantero negeri ini. Selain itu, kemampuan IT para guru juga menjadi kendala yang harus ada solusinya karena tidak semua guru kompeten di bidang IT, meskipun pada hakekatnya guru harus mau dan mampu mengikuti perkembangan zaman termasuk salah satunya adalah kemampuan di bidang IT. Maka dengan kondisi seperti sekarang ini, guru yang tadinya alergi dengan dunia IT harus mulai akrab dengan teknologi. Guru yang mulanya jarang menggunakan aplikasi dalam menunjang pembelajaran, kini mau tidak mau harus mau dan mampu menggunakan aplikasi tersebut. Selain sebagai sarana untuk menyampaikan materi aplikasi tersebut juga berfungsi sebagai alat untuk evaluasi. Aplikasi tersebut antara lain adalah Whatsapp, Zoom, Google Class Room, Google Form, Free Conference Call (FCC), Open Broadcaster Software (OBS) dan masih banyak lagi aplikasi lainnya.

 

Pada dasarnya, guru maupun orang tua sangat berharap agar anak dapat memperoleh layanan pendidikan yang terbaik. Namun, karena situasi yang tidak menentu akibat Covid-19, membuat guru, murid, dan juga orang tua harus menghadapi masa penyesuaian yang tidak mudah. Maka dari itu perlu ada tips bagi guru agar dalam pelaksanaan pembelajaran daring dapat berjalan dengan lancar sekaligus menyenangkan.

 

Ujung tombak keberhasilan proses pembelajaran, dalam situasi dan kondisi bagaimana pun ada di pundak para guru. Dalam situasi pandemi Covid-19 seperti sekarang ini kreativitas dan inovasi para guru tengah diuji. Guru harus mau keluar dari zona nyaman, sehingga guru dituntut untuk mampu beradaptasi dengan menemukan metode pembelajaran terbaik untuk muridnya dan tidak lagi hanya terpaku pada metode yang selama ini digunakan di sekolah.

 

Guru juga harus menerapkan model pembelajaran yang lebih menarik, tidak hanya sekadar memberi instruksi, namun juga tetap memikirkan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak. Selain itu pemberian tugas juga tidak boleh terlalu banyak karena dapat membuat anak stress. Keadaan dan kemampuan anak juga harus menjadi perhatian guru. Tidak semua murid memiliki perangkat komputer/laptop/tablet/handphone serta jaringan internet yang memadai. Dan yang lebih penting lagi agar orang tua dan anak punya gambaran yang jelas dan pasti, maka guru perlu memberi penjelasan dengan membuatkan panduan yang spesifik tentang teknis pelaksanaan pembelajaran daring tersebut.

 

Selasa, 05 Mei 2020

Pemanfaatan ZOOM MEETING dalam masa SOCIAL DISTANCING


Di tengah merebaknya wabah  virus covid-19 yang melanda dunia memaksa kita untuk melakukan isolasi diri dengan tetap berada di rumah. Banyak kantor dan perusahaan yang 'meliburkan' karyawannya untuk tidak hadir ke kantor. Namun para karyawan tersebut  tetap harus bekerja dengan konsep Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah.

Bukan hanya kantor dan perusahaan saja, bahkan sekolah dan kampus pun juga  meliburkan siswa/mahasiswanya agar belajar secara daring dari rumah. Guna mendukung agar para karyawan dan siswa/mahasiswa tetap dapat bekerja dan belajar dari rumah, maka dibutuhkan dukungan teknologi untuk memudahkan proses penyampaian informasi.


Salah satu teknologi yang dapat mendukung aktifitas tersebut salah satunya adalah aplikasi ZOOM MEETING. Aplikasi tersebut  menjadi salah satu perangkat lunak yang lagi ngetrend digunakan di berbagai instansi dalam pelaksanaan tele konference semenjak Covid-19 melanda dunia.


Berikut beberapa langkah mudah dalam menggunakan aplikasi Zoom Meeting melalui PC/Laptop atau melalui HP Android/iPhone.



Cara pakai Zoom Meeting di PC atau Laptop
  1. Masuk ke situs https://zoom.us/. Buat akun terlebih dahulu menggunakan akun email atau Facebook.
  2. Setelah registrasi, masuk ke laman utama dan klik My Profile. Di sana ada data Personal Meeting ID yang bisa digunakan untuk mengundang partisipan ke video conference.
  3. Copy Meeting ID dan kirim teman yang akan diundang ke video conference yang kamu buat. Atau bisa juga menggunakan link untuk di Copy-Paste di browser.
  4. Partisipan yang diundang ke dalam sebuah meeting di Zoom tidak perlu memiliki akun. Mereka cukup Copy-Paste link atau Meeting ID untuk bergabung ke dalam conference yang telah dibuat Host.
  5. Apabila link tersebut diklik, maka partisipan akan secara otomatis mendapatkan tawaran untuk bergabung ke dalam video conference.
  6. Klik Join a Meeting dan .… ruang virtual meeting siap digunakan

Cara pakai Zoom Meeting di HP Android atau iPhone

  1. Download aplikasi Zoom di Google Play Store untuk pengguna smartphone Android atau di Apple Apps Store untuk pengguna iPhone.
  2. Sign Up akun menggunakan email atau profil Facebook.
  3. Masuk ke Setting atau Pengaturan, kemudian temukan Personal Meeting ID yang bisa digunakan untuk mengundang partisipan ke video conference.
  4. Copy Meeting ID dan kirim teman yang akan akan diundang ke video conference yang kamu buat. Atau bisa juga menggunakan link untuk di Copy-Paste di browser.
  5. Seperti di PC atau laptop, jika kamu adalah partisipan yang diundang ke dalam sebuah meeting di Zoom, kamu tidak perlu memiliki akun. Kamu cukup Copy-Paste link atau Meeting ID untuk bergabung ke dalam conference yang telah dibuat Host.
  6. Apabila link tersebut diklik, maka partisipan akan secara otomatis mendapatkan tawaran untuk bergabung ke dalam video conference.
  7. Partisipan juga bisa Copy-Paste Meeting ID milik Host untuk bergabung ke conference, kemudianklik Join a Meeting, dan… ruang virtual meeting siap digunakan.
Webinar Kepala Sekolah Tahun 2020 (Tanggal 5 Mei 2020) 
“Kepemimpinan Kepala Sekolah untuk Student Well-being di Masa Darurat Covid-19” 




Kamis, 30 April 2020

Cerita Tentang Pengabdian Kepala Sekolah, Buku Bacaan Alternatif di Masa WFH (Work From Home)




NURANI DI PERSIMPANGAN JALAN,
Sebuah Catatan Pengabdian Kepala Sekolah

   Penulis:
   Makruf Sodikin
   Penggiat Komunitas Dwija Arga Magelang
   Alumni Kelas Media Guru Yogyakarta


Kepala Sekolah juga manusia. Ia adalah guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah.        Meski tugas itu hanya tambahan, tapi tanggung jawabnya sungguh sarat akan beban. Sebagai seorang yang dituakan dan diberi kepercayaan untuk memimpin suatu sekolah ia harus siap untuk momong dan ngemong.

Dalam menjalankan tupoksinya, kepala sekolah sering dihadapkan pada pilihan-pilihan yang membuat nuraninya berada dalam posisi yang sungguh tidak mengenakkan. Sehingga tidak jarang dalam menentukan sikap untuk mengambil suatu keputusan, dalam diri pribadi kepala sekolah sering terjadi konflik dalam hati.

Dalam buku ini diceritakan tentang warna-warni potret penulis selama mengabdi menjadi kepala sekolah. Buku ini juga dapat dijadikan cermin sebagai sarana muhasabah (mawas diri) bagi para penyandang predikat guru, terutama kepala sekolah yang menjadi ujung tombak kemajuan dunia pendidikan di Indonesia.


Buku keren ini dan juga buku-buku lainnya merupakan hasil dari pelatihan Satu Guru Satu Buku (SAGUSABU) yang diadakan MediaGuru. Silakan lihat buku-buku lainnya di: http://sagusabu.mediaguru.id 




Minggu, 12 April 2020

Tetap di Rumah dan Belajar dari Rumah

Perpanjangan waktu belajar di rumah bagi siswa-siswi dalam menghadapi tanggap darurat wabah Covid-19 masih berlangsung dan akan terus dievaluasi seiring dengan perkembangan situasi dan kondisi di lapangan.
Mengingat wilayah Indonesia sangat luas dan jaringan internet belum merata ke seluruh pelosok desa, maka guna memfasilitasi agar anak tetap belajar di rumah, Pemerintah dalam hal ini Kemdikbud bekerjasama dengan TVRI menyelenggarakan siaran  #Belajar Bareng TVRI.
Demi berlangsungnya kegiatan tersebut, dimohon kepada para guru dan orang tua untuk tetap memantau kegiatan putra putrinya tersebut.

Adapun jadwalnya adalah:
 #Belajar Bareng TVRI
08.00 - 08.30 - PAUD
08.30 - 09.00 - Kelas 1 - 3
10.00 - 10.30 - Kelas 4 - 6
10.30 - 11.00 - SMP
14.00 - 14.30 - SMA
14.30 - 15.00 – Parenting

Minggu, 05 April 2020

Sebuah Puisi dalam Menyikapi Wabah COVID-19


Pemanfaatan Medsos Dalam Pengembangan Literasi


  Perkembangan teknologi informasi yang berlangsung secara simultan akhir-akhir ini telah mampu merubah perilaku sosial masyarakat di berbagai lini. Budaya berkirim surat melalui kantor pos, saat ini sudah tergusur dengan hadirnya email. Bahkan mengirim berita penting secara cepat melalui telegram yang dulu menjadi andalan, sekarang sudah tidak ada lagi peminatnya karena sudah tergantikan dengan adanya SMS.
Penggunaan media sosial (medsos) yang marak akhir-akhir ini secara langsung maupun tidak langsung mampu menumbuhkan minat baca dan tulis di kalangan masyarakat, khususnya para pengguna medsos. Meskipun pertumbuhan tersebut perlu pengarahan sehingga dapat berkembang menuju ke arah yang positif.
Keterampilan membaca dan menulis adalah keterampilan dasar yang harus dikuasai dalam mempelajari bahasa di samping keterampilan berbicara dan mendengar/menyimak.
Untuk mengembangkan keterampilan berbahasa di era global seperti sekarang ini kita harus  mau dan mampu menumbuhkan tradisi membaca. Membaca di sini tidak terpaku hanya membaca buku saja, namun yang tidak kalah pentingnya kita juga harus mau dan mampu untuk membaca keadaan, sehingga kita akan mampu untuk mengikuti perkembangan zaman.
 Para pengguna medsos, baik itu berupa facebook, twiter, blog, whatsapp dan media sosial lainnya, secara langsung sudah belajar dan berupaya untuk meningkatkan kemampuuan literasi dasar mereka dalam hal baca dan tulis.
Selain dapat dijadikan sebagai sarana untuk melatih keterampilan berbahasa, media sosial juga dapat dijadikan sebagai wahana guna miningkatkan kemampuan sastra para penggunanya. Hal ini dapat kita buktikan dengan sering digelarnya lomba atau sayembara menulis puisi, cerpen, dan  novel melalui medsos.
Agar perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang ada saat ini tidak memperbudak kita, maka kita  harus bersikap arif dan bijak untuk dapat memilah dan memilih sehingga pemanfaatan teknologi tersebut berdampak positif dan membawa kemaslahatan bagi kta.
Selain sebagai media komunikasi dan hiburan, ternyata medsos juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk pengembangan diri dan ajang berbagi (sharing) untuk  meningkatkan keterampilan bahasa dan sastra kita.

ADAPTASI DENGAN APLIKASI

           Di era teknologi, tak dapat dipungkiri semua sektor butuh aplikasi, tak terkecuali sektor pendidikan. Dalam dunia perdagangan (ju...