![]() |
(Photo: Dok Pribadi) |
Ibarat kolam, penulis adalah
air dan penerbit adalah ikannya. Untuk menerbitkan sebuah buku dibutuhkan
penulis yang melahirkan karya dan penerbit yang mempublikasikan karyanya. Awal tahun 2017, media guru gencar menularkan virus menulis bagi para guru
lewat program Satu Guru Satu Buku (SAGUSABU).
Berbekal dari mengikuti
kelas menulis media guru Jogja, kami pun berangkat ke Jakarta dengan satu misi
launching buku satu guru satu buku dalam acara “Gebyar Literasi” bersama ratusan guru penulis dari seluruh
Indonesia.
Dengan dukungan kemudahan
komunikasi melalui medsos, kami pun bersepakat untuk berangkat bersama-sama
menuju acara Gebyar Literasi di Jakarta. Jumat, tanggal 19 Mei 2017 pukul 20.00 WIB,
kami dari alumni kelas media guru Jogja yang
berasal dari berbagai daerah sudah siap berkumpul di stasiun Tugu Jogjakarta.
Ada hal menarik dari peserta
Gebyar Literasi yang dihelat pada tangggal 20 dan 21 Mei 2017 di Jakarta tersebut. Mayoritas
peserta gebyar literasi adalah perempuan. Dari kelas media guru Jogja pun, satu-satunya
peserta laki-laki yang kebetulan berangkat bersama-sama hanya saya. Maka oleh
Pak Mohamad Ihsan (CEO Media Guru) saya diparabi (dijuluki) seperti “James Bond” yang dikelilingi wanita-wanita cantik.
Dengan menumpang kereta api
Taksaka, kami pun berangkat dari stasiun Tugu menuju ke stasiun Senin. Pukul
07.00 WIB kami sudah menginjakkan kaki di kantor kemendikbud. Setelah semuanya
mandi, sarapan dan memantaskan diri, bersegeralah kami menuju ke Gedung A
Kemendikbud di mana akan dilangsungkan acara Gebyar Literasi.
Atmosfir di ruangan gedung A
kemendikbud sontak berubah begitu lagu "We are The Champions" berkumandang di ruangan tersebut. Betul-betul menjadi
kenangan yang amat manis bagi setiap penulis yang bukunya dilaunching saat itu.
Ibarat kuliah, itu adalah wisudanya para penulis.
Saat itu banyak penulis yang
bahagianya tak terbendung karena buku yang dinanti sudah ada di genggaman.
Namun, ada pula yang bahagianya harus tertunda karena bukunya belum muncul
juga.
Sore harinya kami diajak mengikuti
acara talk show peluncuran buku di Puri Indah Mall. Setelah acara selesai, kami
pun bergegas menuju mobil pengantar untuk menuju LPMP Jakarta sebagai tempat peristirahatan kami.
Mengawali hari, setelah
sarapan pagi, bus penjemput pun sudah siaga di halaman penginapan untuk
mengantarkan kami ke gedung kemendikbud lagi.
Suasana pagi yang cerah ditambah dengan wajah-wajah sumringah para guru
penulis membuat pemandangan semakin memesona. Apalagi diwarnai dengan ratusan
cover buku ukuran jumbo yang dibawa oleh masing-masing peserta semakin menambah
semaraknya suasana.
Saat ratusan peserta mulai
dengan bangga memamerkan cover bukunya masing-masing, aku hanya bisa diam dan
menyaksikan momen itu dengan suasana hati yang tidak karuan. Rasa bangga, haru,
sedih, kecewa semua bercampur jadi satu. Bangga karena aku bisa berkumpul
dengan guru-guru hebat, sedih dan kecewa sebab tidak dapat mengikuti semua
rundown acara dengan sempurna karena terkendala dengan kondisi fisik yang seharusnya memang butuh istirahat total.
Saya menyadari, ternyata
virus yang ditularkan oleh CEO Media Guru betul-betul bisa mengabaikan rasa
sakitku sehingga mampu mengantarkan aku sampai di acara itu. Betapa tidak,
untuk berjalan sejauh 100 meter saja minimal saya harus dua kali berhenti dengan
menahan rasa sakit yang tak terperi. Akhirnya, aku pun harus pasrah dan
menyerah tidak dapat mengikuti "car free day" menuju monas dengan pertimbangan masalah
kesehatan.
Absen dalam acara "car free
day", otomatis kesempatan untuk bisa memamerkan cover buku kebanggaanku dengan
menyusuri jalan-jalan protokol ibukota menjadi sirna. Namun di balik itu, ternyata Allah SWT memberikan kesempatan
yang sangat berarti bagiku ketika saya tidak bisa ikut larut dalam euforia gebyar
literasi di monas. Saat itu, tanpa ada rencana dan agenda yang tidak kami
ketahui sebelumnya, kami diajak menuju ke ruang perpustakaan kemendikbud untuk
mengikuti sarasehan tentang Gerakan Literasi Sekolah. Dalam forum tersebut,
kami mendapatkan banyak informasi dan pengetahuan serta diberi kesempatan untuk
turut berbagi pengalaman berkaitan dengan dunia literasi.
Gebyar Literasi
pun telah usai. Kami dari alumni kelas Media Guru Jogja berangkat menuju bandara Sukarno Hatta untuk terbang kembali
ke daerah masing-masing sesuai jadwal yang telah ditentukan. Kami pulang dengan
menenteng banyak buku, namun sayang buku yang diharapkan yang merupakan hasil
karya sendiri belum bisa dinikmati dengan berbagai alasan yang menyertai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar