Jumat, 28 Februari 2025

PADUSAN: Dari Sungai ke Kolam Renang, Tradisi Menyucikan Diri Menjelang Ramadhan

    Tradisi Padusan, atau mandi besar, telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari persiapan masyarakat Jawa menyambut bulan suci Ramadhan. Dahulu, ritual penyucian diri ini umumnya dilakukan di sungai, sendang, atau kalen (irigasi) yang mengalirkan air alami. Namun, seiring perkembangan zaman dan ketersediaan fasilitas, tradisi Padusan kini banyak bergeser ke kolam renang modern yang menjamur di berbagai daerah.

Evolusi Lokasi, Esensi Tetap Sama
    Pada masa lampau, Padusan di sungai atau kalen bukan hanya sekadar membersihkan diri secara fisik. Lebih dari itu, terdapat nilai-nilai spiritual dan simbolik yang terkandung di dalamnya. Air sungai yang mengalir dianggap sebagai simbol pembersihan jiwa dari segala dosa dan kesalahan. Masyarakat berbondong-bondong datang, berendam, dan saling menyiramkan air, menciptakan suasana kebersamaan yang kental.
    Namun, kondisi sungai yang semakin tercemar dan akses yang terbatas membuat kolam renang menjadi alternatif yang lebih praktis. Kolam renang menawarkan air yang bersih, fasilitas yang memadai, dan keamanan yang lebih terjamin. Tak heran, menjelang Ramadhan, kolam renang selalu dipadati pengunjung yang ingin melaksanakan tradisi Padusan.

Pergeseran Makna dan Tantangan
    Meski lokasinya berubah, esensi Padusan sebagai upaya menyucikan diri seharusnya tetap dipertahankan. Namun, tak dapat dipungkiri, pergeseran lokasi ini juga membawa konsekuensi terhadap makna dan pelaksanaannya. Di kolam renang, suasana sakral dan khidmat yang dulu terasa di sungai terkadang luntur oleh hiruk pikuk dan kesenangan semata.
    Selain itu, tradisi Padusan di kolam renang juga menimbulkan beberapa tantangan. Pengelola kolam renang harus memastikan kebersihan dan keamanan kolam, serta mengatur jumlah pengunjung agar tidak terjadi kepadatan yang berlebihan. Di sisi lain, masyarakat juga perlu menjaga kesopanan dan menghormati nilai-nilai tradisi saat melaksanakan Padusan di kolam renang.

Menjaga Tradisi dengan Bijak
    Padusan adalah warisan budaya yang patut dilestarikan. Pergeseran lokasi dari sungai ke kolam renang adalah sebuah keniscayaan yang perlu disikapi dengan bijak. Yang terpenting adalah bagaimana kita tetap menjaga esensi Padusan sebagai upaya membersihkan diri secara fisik dan spiritual, serta menjalin kebersamaan dengan sesama. (Makruf S Marmah)

Selasa, 04 Februari 2025

Apresiasi itu Wajib: Pentingnya Memberi Penghargaan kepada Guru



(Photo: Dokumen Pribadi)
Di tengah perkembangan zaman yang semakin pesat, peran guru sebagai pendidik dan pembimbing generasi penerus bangsa menjadi semakin krusial. Mereka tidak hanya bertanggung jawab untuk mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan kepribadian siswa. Oleh karena itu, memberikan apresiasi atau penghargaan kepada guru adalah suatu hal yang wajib dilakukan. Apresiasi kepada guru itu sangat penting karena hal tersebut dapat berdampak positif dalam dunia pendidikan.

1. Meningkatkan Motivasi dan Semangat Kerja

Pemberian penghargaan kepada guru dapat menjadi sumber motivasi yang besar. Ketika guru merasa dihargai atas usaha dan dedikasinya, mereka akan lebih termotivasi untuk terus meningkatkan kualitas pembelajarannya. Penghargaan bisa datang dalam berbagai bentuk, mulai dari ucapan terima kasih sederhana hingga penghargaan resmi seperti sertifikat atau piagam. Semua bentuk apresiasi ini dapat membuat guru merasa diakui dan dihargai, yang pada gilirannya akan meningkatkan semangat kerja mereka.

2. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Positif

Apresiasi terhadap guru juga berkontribusi pada terciptanya lingkungan belajar yang positif. Ketika guru merasa dihargai, mereka akan lebih bersemangat dalam mengajar dan lebih peduli terhadap perkembangan siswa. Hal ini menciptakan suasana kelas yang lebih kondusif, di mana siswa merasa nyaman untuk belajar dan berinteraksi. Lingkungan belajar yang positif sangat penting untuk mendukung proses pembelajaran yang efektif.

3. Mendorong Inovasi dalam Pembelajaran

Penghargaan juga dapat mendorong guru untuk berinovasi dalam metode pengajaran mereka. Dengan adanya pengakuan atas usaha mereka, guru akan lebih berani mencoba pendekatan baru dan kreatif dalam mengajar. Inovasi ini tidak hanya bermanfaat bagi guru itu sendiri tetapi juga bagi siswa, yang mendapatkan pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermanfaat.

4. Menjadi Teladan bagi Siswa

Ketika guru mendapatkan penghargaan, hal ini juga memberikan contoh yang baik bagi siswa. Siswa akan belajar bahwa kerja keras dan dedikasi akan dihargai, sehingga mereka terdorong untuk melakukan hal yang sama dalam belajarnya. Apresiasi dapat menanamkan nilai-nilai positif seperti disiplin, tanggung jawab, dan kerja keras pada generasi muda.

5. Menghargai Peran Guru dalam Masyarakat

Memberikan penghargaan kepada guru juga merupakan bentuk pengakuan terhadap peran penting mereka dalam masyarakat. Guru adalah pilar pendidikan yang membantu membentuk masa depan bangsa. Dengan menghargai jasa-jasa mereka, kita turut serta dalam menghormati profesi pendidik dan tenaga kependidikan, dan menunjukkan bahwa kita menghargai kontribusi mereka terhadap pembangunan sumber daya manusia.

Memberikan apresiasi atau penghargaan kepada guru bukanlah sekadar formalitas, tetapi merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi dalam dunia pendidikan. Dengan menghargai dedikasi dan kerja keras para pendidik dan tenaga kependidikan, kita tidak hanya meningkatkan motivasi mereka tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik bagi siswa.

Apresiasi itu wajib, karena tanpa pengakuan atas usaha mereka, kita mungkin akan kehilangan semangat para pendidik dan tenaga kependidikan yang telah berjuang keras untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa. Mari kita bersama-sama memberikan apresiasi kepada para guru dan tenaga kependidikan sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasa mereka! (Makruf S Marmah)


Sabtu, 01 Februari 2025

Rapat Kerja K3S Kecamatan Kajoran: Sinergi Meningkat, Prestasi Melesat

Rapat Kerja (Raker) Kelompok Kerja Kepala Kekolah (K3S) “Dwija Rembug” Kecamatan Kajoran yang berfungsi sebagai evaluasi dan laporan dari masing-masing komisi serta perencanaan kerja untuk satu tahun ke depan telah berlangsung dengan sukses pada hari Jumat, 31 Januari 2025. Bertempat di Gedung Pertemuan “RM. Sumber Rejeki Mulyo” Jl. Magelang-Purworejo Km.12, Tempuran Magelang, raker dibuka oleh Makruf Sodikin, S.Pd., MM.Pd selaku Korwil dan dihadiri oleh seluruh kepala sekolah SD se-Kecamatan Kajoran.

Rapat kerja tersebut bertujuan untuk mengevaluasi kinerja tahun lalu serta merumuskan rencana kerja untuk satu tahun ke depan”, demikian yang disampaikan Nasokhah, S.Pd. selaku Ketua K3S dalam sambutannya. Sementara itu, Korwil Disdikbud dalam sambutan dan pengarahannya menekankan pentingnya sinergi, kolaborasi, dan inovasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Dalam rapat yang terbagi menjadi empat komisi tersebut, pada intinya adalah penyampaian laporan tentang pencapaian dan tantangan yang dihadapi selama satu tahun sebelumnya. Komisi A yang membidangi kurikulum yang diwakili oleh oleh Tri Gunarsih, S.Pd. melaporkan, bahwa penyusunan dokumen KSP meskipun sudah selesai semuanya, namun tenggat waktu yang telah disepakati untuk pengumpulan dokumen tersebut masih belum dapat ditepati. Sehingga hal ini menjadi catatan tersendiri agar dapat menjaga komitmen untuk tahun berikutnya.

Dari hasil pemaparan empat komisi, rata-rata masih meninggalkan beberapa catatan yang harus diperbaiki/tingkatkan. Namun dari komisi yang membidangi masalah prestasi siswa, untuk tahun kemarin sempat menorehkan catatan yang membanggakan, yaitu ananda Wida Afifa Choirunnisa dari SDN Sukomulyo mampu berbicara di level nasional, khususnya dalam cabang kriya di gelaran FLS2N dan berhasil meraih juara harapan 1 tingkat nasional.

Setelah selesai pemaparan/evaluasi dari setiap komisi, masing-masing komisi melanjutkan untuk merancang rencana kerja untuk satu tahun ke depan. Rencana tersebut mencakup peningkatan kompetensi guru dan tenaga kependidikan, prestasi siswa, pengembangan program baru, serta kerjasama antar lembaga guna meningkatkan partisipasi masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

Rapat kerja yang berlangsung dari pagi sampai sore tersebut ditutup dengan harapan bahwa hasil dari rapat kerja tersebut dapat meningkatkan sinergi antar pemangku kepentingani dan menghasilkan program yang lebih bermakna untuk mendukung proses belajar mengajar di sekolah. (Makruf S Marmah)

PADUSAN: Dari Sungai ke Kolam Renang, Tradisi Menyucikan Diri Menjelang Ramadhan

    Tradisi Padusan, atau mandi besar, telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari persiapan masyarakat Jawa menyambut bulan suci Ramadha...