Rabu, 31 Desember 2025

Goresan Pena di Penghujung 2025: Nyawa Ilmu yang Terlupa

(Photo dok pribadi)
Mencerdaskan anak bangsa bukan hanya sekedar tugas untuk mengisi kepala mereka dengan rumus dan teori saja, melainkan juga kewajiban untuk mengisi hati mereka dengan kebajikan dan kerendahan hati. Mari kita kembalikan marwah pendidikan sebagai proses penempaan jiwa, di mana guru dimuliakan dan ilmu diterima dengan penuh rasa syukur serta adab yang tulus.

Di penghujung 2025, telah terbit buku berjudul: Nyawa Ilmu yang Terlupa (Penerbit Alinea). Karya para praktisi pendidikan ini penuh dengan kisah nyata dan renungan inspiratif yang bikin kita sadar, bahwa ilmu bukan sekadar tumpukan data, tapi cahaya abadi yang butuh hati beradab sebagai wadahnya. Buku ini ibarat panggilan hati untuk bangun dari kelalaian kita.

Di tengah derasnya arus perkembangan digital, banyak orang pintar tapi kurang bijak. Banyak orang yang tahu segalanya, tapi lupa menghargai guru sebagai sumber cahaya. Salah satu cerita yang menarik dalam buku ini adalah tulisan "Adab Murid Terhadap Guru: Warisan yang Terabaikan" karya Makruf S. Marmah. Melalui tulisan tersebut, pembaca diajak untuk menelusuri kembali nilai-nilai dasar Pendidikan, yaitu kesopanan yang hangat, kerendahan hati yang tulus, dan keikhlasan dalam menimba ilmu.

Ingat kata-kata bijak "Adab lebih tinggi dari ilmu ?" Jangan jadikan hal itu hanya sekadar kutipan di instagram. Biarkan hal itu menjadi api yang menyala di setiap kebijakan sekolah, setiap pelajaran, dan setiap langkah belajar kita. Dengan adab, ilmu akan berbuah kebijaksanaan. Tanpa adab, ilmu hanya akan melahirkan keangkuhan. (Makruf S. Marmah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Goresan Pena di Penghujung 2025: Nyawa Ilmu yang Terlupa

(Photo dok pribadi) Mencerdaskan anak bangsa bukan hanya sekedar tugas untuk mengisi kepala mereka dengan rumus dan teori saja, melainkan ju...