Rabu, 01 Oktober 2025

Sepenggal PROSA PUISI Kagem IBU KIRYATI, S.Pd.

Tak ada perjalanan yang utuh tanpa perpisahan, yang merayap lembut dalam setiap helaan nafas. Ia datang tanpa salam, dan menyapa dengan keheningan yang dalam, sembari mengajarkan kita tentang arti melepaskan. Kami tahu, betapa beratnya meninggalkan tempat yang telah menjadi nafas dan jiwa Ibu, tempat di mana ribuan cerita terukir dan tawa menyatu dalam keabadian.

Namun, kami yakin, di ujung jalan ini, terhampar kisah-kisah baru yang telah menanti dengan sabar, menunggu Ibu mengukir perjalanan indah yang pantas dinikmati setelah segala pengabdian yang tulus dan tanpa lelah selama ini. Dari dasar hati kami yang paling hening, kami mengantar doa-doa tulus, terima kasih yang tak terucap atas setiap tetes pengorbanan, setiap kehangatan persahabatan, dan setiap pelajaran yang telah Ibu berikan dengan sepenuh hati.

Kita pernah menenun bersama benang-benang cerita: tawa yang mencerahkan hari, air mata yang menguatkan jiwa, dan canda yang menautkan hati tanpa batas waktu. Ikatan ini seperti bait puisi abadi, yang akan terus bergema di ruang-ruang kenangan, dan tak tergoyahkan oleh jarak dan waktu. Semoga setiap langkah Ibu ke depan selalu diselimuti kesehatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan yang layak Ibu terima, sebagai balasan atas segala kebaikan yang telah Ibu wariskan. (Makruf S Marmah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sepenggal PROSA PUISI Kagem IBU KIRYATI, S.Pd.

Tak ada perjalanan yang utuh tanpa perpisahan, yang merayap lembut dalam setiap helaan nafas. Ia datang tanpa salam, dan menyapa dengan kehe...